Kamis, 11 Maret 2010

Renungan Harian HKBP Tapian Nauli


Selasa                                                                                                                                                 16 Maret 2010
“Aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau,
bermazmur bagi nama-Mu, ya Mahatinggi.”
Mazmur 9 : 3

Luk. 10 : 23 – 24                                                                                                                            Yes. 65 : 17 – 19
                                                                                         KJ. 402 : 1 + 3

Perlindungan ada di tangan Tuhan

Menjalani hidup sebagai orang Kristen bukanlah berarti langkah kita menjadi mudah dan tanpa masalah; sebaliknya kita justru menghadapi banyak ujian/pencobaan. “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus melainkan juga untuk menderita untuk Dia” (Filipi 1:29). Namun ujian dan pencobaan yang kita alami itu semuanya mendatangkan kebaikan bagi kita. Tuhan ingin melihat sejauh mana kualitas iman anak-anak-Nya. Ada dua kemungkinan yang akan terjadi apabila seseorang mengalami ujian dan pencobaan ia kecewa dan meninggalkan Tuhan, atau akan semakin tekun dan melekat kepada-Nya sehingga imannya semakin bertumbuh dan dewasa.
Adakalanya Tuhan memperingatkan kita dengan keras melalui keadaan atau situasi yang kita alami supaya kita belajar bergantung penuh kepada-Nya dan berdiri di atas dasar iman yang teruji. Iman yang teruji tidak terjadi dalam semalam, namun harus melewati proses yang panjang, yang di dalamnya terkandung unsur ketekunan dan kesetiaan. Beberapa proses ujian yang harus kita alami adalah: 1. Kelimpahan. Hal lain, selain masalah dan penderitaan, yang terkadang diijinkan untuk menguji iman kita adalah kelimpahan. Banyak anak Tuhan yang jatuh dalam dosa justru pada waktu ia diberkati dan dalam kelimpahan. Ketika sedang susah atau dalam keadaan miskin biasanya seseorang lebih mengutamakan Tuhan dan selalu berusaha untuk dekat dengan Dia, berdoa pun all out, tetapi pada waktu mengalami pemulihan, diberkati dan menjadi kaya, ia mulai lebih dekat dengan hartanya dibanding dengan Tuhan; yang diutamakan dan dicari bukan lagi Tuhan, melainkan dunia dengan segala kesenangannya. 2. Peristiwa buruk. Hal ini pernah dialami Ayub, padahal ia seorang yang “...saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.” (Ayub 1:1). Semua anaknya mati, hartanya ludes, isterinya mengutuki dia, bahkan tubuhnya penuh borok. Namun Ayub tetap kuat karena dia tahu bahwa Tuhan sedang memprosesnya. Karena lulus dalam ujian, kehidupan Ayub dipulihkan secara luar biasa (baca Ayub 42:10-17).
Jangan mundur dari Tuhan saat dalam pencobaan, karena selalu ada rencana-Nya di balik ini! Tuhan adalah Maha Kuasa yang dapat menaklukkan segala kekuatan musuh. Hidup bersama Tuhan akan berbahagia, dan jangan andalkan kekuatan-kekuatan lain. Amin….!
                                                                         Doa Bapa Kami…

Renungan Harian HKBP Tapian Nauli


Senin                                                                                                                                                    15 Maret 2010
“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan,
dan bertekunlah dalam doa!”
Roma 12 : 12

1 Kor. 1 : 4 – 7                                                                                                                                Mzm. 97 : 10 – 12
                                                                                         KJ. 339 : 3 + 5

Jangan Pernah Menyerah

Seorang anak kecil sedang bermain sendirian dengan mainannya. Sedang asyik-asyiknya bermain tiba-tiba mainannya itu rusak. Dia mencoba untuk mebetulkannya sendiri, tapi rupanya usahanya itu dari tadi sia sia saja. Maka dia mendatangi ayahnya untuk minta ayahnya itu yang membetulkannya. Tapi sambil memperhatikan ayahnya dia terus memberikan instruksi kepada ayahnya, "Ayah, coba lihat bagian sebelah kiri, mungkin di situ kerusakannya." Ayahnya menurutinya, tapi ternyata belum betul juga mainannya. Maka dia memberi komentar lagi," Oh, bukan di situ Yah, mungkin yang sebelah kanan, coba lihat lagi deh Yah." Kali ini ayahnya juga menurutinya, tapi lagi-lagi mainannya itu belum betul. "Kalau begitu coba yang di bagian depan Yah, kali aja masalahnya ada di situ." Kali ini ayahnya marah," Sudah, kalau kamu memang bisa, mengapa tidak kamu kerjakan sendiri saja? Jangan ganggu Ayah lagi. Ayah banyak kerjaan lain."
Tapi setelah dia mencoba beberapa saat untuk membetulkan sendiri dan masih belum berhasil, maka akhirnya dia kembali kepada ayahnya sambil merengek. "Tolonglah Yah, aku suka sekali mainan ini, kalau rusak begini bagaimana? Tolong Ayah betulkan supaya bisa jalan lagi ya". Karena tidak tega mendengar rengekan anaknya, si ayah akhirnya menyerah," Baiklah Nak. Ayah akan membetulkan mainanmu asal kamu berjanji tidak boleh memberitahu Ayah apa yang harus dilakukan. Kamu duduk saja dan perhatikan Ayah bekerja. Tidak boleh mencela." Ketika ayahnya sedang memperbaiki mainannya, si anak mulai berkomentar lagi," Jangan yang itu Yah, kayaknya bagian lain yang rusak."Tapi kali ini ayahnya berkata, " Kalau kamu berkomentar lagi, mainan ini akan ayah lepaskan dan silahkan kamu berusaha sendiri." Akhirnya karena takut ayahnya akan benar-benar melakukan apa yang dikatakannya, anak itu diam dan duduk manis melihat ayahnya membetulkan mainannya sampai bisa berjalan lagi tanpa mengeluarkan komentar apa pun.
Seperti anak kecil itu, kita pun sering kali berserah kepada Tuhan tapi masih ingin mengatur Tuhan bagaimana sebaiknya jalan hidup kita. Bila kita sungguh-sungguh pasrah kepada kehendak Tuhan, maka niscaya Tuhan yang adalah Maha Tahu dan sangat mencintai kita akan melakukan yang terbaik, lebih dari apa yang bisa kita pikirkan dan doakan, sesuai dengan kehendak-Nya. Biarlah Tuhan menjadi Tuhan, banyak manusia mengalami kegagalan dan ketidak seimbangan dalam hidup, karena sering mengambil alih pekerjaan Tuhan. Oleh karena itu, hiduplah selalu dalam pengharapan, serta penuh kesabaran, dan bertekun dalam doa di setiap perjalanan kehidupan kita. Amin….!
                                                                            Doa Bapa Kami…



Renungan Harian HKBP Tapian Nauli


Minggu                                                                                                                                                 14 Maret 2010

Ev. Yesaya 54 : 7 – 10                                                                                                         Ep. 2 Korintus 1 : 3 – 7

LETARE

“BERGEMBIRALAH KALIAN”
(Yesaya 66 : 10)

Bersukacitalah Selalu

Tuhan ingin agar kita bersukacita senantiasa. Sedang iblis ingin mencuri sukacita kita. Sakit penyakit yang mungkin sedang kita alami disebabkan karena hilangnya sukacita kita. Ayat di atas adalah perintah Tuhan yang harus kita taati. Kita harus belajar dalam segala keadaan dan waktu untuk terus bersukacita. Terkadang kita melewati kegelapan, lembah kelam dan badai akan tetapi kita tetap harus bersukacita dan sukacita kita tidak boleh tergantung oleh keadaan kita. Ketika kita bersukacita kesembuhan yang dari Tuhan dilepaskan atas kita. Dan sukacita juga mempengaruhi hubungan kita dengan Tuhan. Ada tiga hal yang dapat kita lakukan untuk terus bersukacita; Pertama, Ambil keputusan untuk bersuka cita (Yohanes 16:22). Ayat ini mengajarkan bahwa ketika kita mengambil keputusan untuk bersuka cita maka tidak ada yang bisa mengambilnya dari kita. Kedua, Bersukurlah senantiasa dalam segala hal (1 Tesalonika 5:18). Ketika kita tidak bisa mengucap syukur kita akan kehilangan sukacita yang dari Tuhan. Oleh sebab itu, mari kita luangkan waktu untuk mengucap sukur setiap hari. Ketiga, Percaya akan kebaikan Tuhan (Roma 8:28). Kita harus percaya dan tahu bahwa Tuhan akan memberikan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia. Sebab kita tahu bahwa hidup kita ada di tangan Tuhan dan karena itu hidup kita adalah hidup yang baik dan berkemenangan, bahkan lebih dari pemenang.
Oleh karena Tuhan yang kita sembah sanggup memulihkan sukacita kita. Apapun yang terjadi kita harus mengambil tiga keputusan di atas karena kita tahu bahwa ada masa depan yang indah yang disediakan untuk kita di dalam Tuhan. Amin..!

                                                                         Doa Bapa Kami...



Renungan Harian HKBP Tapian Nauli


Sabtu                                                                                                                                                  13 Maret 2010
“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya,
 sebab Ia yang memelihara kamu.”
1 Petrus 5 : 7

Kis. 16 : 6 – 10                                                                                                                            1 Sam. 1 : 12 – 18
                                                                                            KJ. 375 : 1

Jangan Kuatir, Tuhan Menolongmu

Manusia siapa yang tidak pernah kuatir? Selama manusia itu masih ada dalam dunia maka sifat seperti ini akan tetap ada, karena manusia belum sempurna. Tapi Firman Allah memberi ketegasan bagi mereka yang selalu kuatir soal kehidupan ini. Dilapangan membuktikan banyak orang yang kuatir karena tidak ada solusinya lalu menjadi stres, depresi dan akhirnya putus asa.
Firman Allah tidak bermaksud bahwa mengadakan persiapan untuk kebutuhan fisik dimasa depan itu adalah salah. Yang dilarang adalah kekuatiran atau kecemasan, karena hal itu menunjukkan bahwa kita kurang percaya akan pemiliharan dan kasih Allah sebagai Bapa kita (Matius 6:25-34). “Jangan kamu kuatir soal hidup”, kata Yesus.
Dan bagaimana cara mengatasinya ? yang paling utama dalam hidup ini adalah mencari Tuhan dengan segala kebenaran-Nya (Matius 6:33). Karena Dialah sumber segalanya. Dan serahkanlah segala kuatirmu kepada-Nya, karena Ia akan memelihara hidupmu. Dia sanggup mengadakan yang tidak ada menjadi ada. Tuhan itu sangat peduli, tidak membiarkan berjalan sendiri. Amin..!

                                                        Doa Bapa Kami...

Renungan Harian HKBP Tapian Nauli


Jumat                                                                                                                                                    12 Maret 2010
“Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku." S e l a.
Mazmur 50 : 15

Mat. 9 : 27 – 29                                                                                                                                      Ul. 4 : 30 – 35
                                                                                        KJ. 363 : 1 + 4

Berserulah Kepada Tuhan

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Ketika kita mengalami kesesakan kepada siapakah kita berseru meminta pertolongan? Siapakah yang kita jadikan sebagai gunung batu, tempat perlindungan, perisai dan kota benteng tempat pelarian ketika kita menghadapi pergumulan hidup yang menghimpit kita?  Di dalam kesesakan yang kita hadapi berserulah kepada Tuhan dan Dia akan bertindak untuk menyelamatkan kita. Firman Tuhan dalam Mazmur 50:15 mengatakan: “Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku.” Berseru dan berteriak kepada Tuhan menunjukkan hidup yang berserah dan mempercayakan hidup hanya kepada Tuhan tidak kepada yang lain. Dengan nas ini kita diingatkan untuk tidak takut dan khawatir akan kesesakan-kesesakan yang kita hadapi di dunia ini. Kita mempunyai Tuhan yang setia mendengarkan seruan dan teriakan kita minta tolong.
Tuhan menyelamatkan kita dari kesesakan, apakah yang menjadi jawaban kita akan keselamatan tersebut? Sama seperti Daud kita terpanggil untuk memuji Tuhan. Di dalam puji-pujian Daud menyaksikan: “TUHAN hidup! Terpujilah gunung batuku, dan ditinggikanlah kiranya Allah gunung batu keselamatanku (ay.47). Amin..!

                                                      Doa Bapa Kami...


Renungan Harian HKBP Tapian Nauli


Kamis                                                                                                                                                   11 Maret 2010
Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui;
berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!”
Yesaya 55 : 6

Mat. 8 : 25 – 27                                                                                                                                2 Taw. 14 : 9 – 15
                                                                                           KJ. 454 : 1 – 2

Masih adakah waktumu untuk Tuhan?

Belakangan ini banyak anak Tuhan yang   terseret oleh tarikan hal-hal lain yang membuatnya menjauhkan diri dari persekutuan dengan Tuhan. Ada kesibukan lain, kegiatan lain atau aktivitas lain yang lebih menyita atensi (perhatian) dan ketertarikan mereka daripada beribadah, berdoa, memuji dan menyembah, bertemu saudara seiman, saling menguatkan, mendorong, belajar Firman Tuhan, pemuridan, mendalami isi hati Bapa lewat membaca Alkitab atau buku-buku rohani, ternyata sudah ada hal lain yang lebih menarik minat mereka, salah satunya TV, atau sebut saja fenomena yang terbaru: Facebook. Ada yang sengaja tak mau datang lagi beribadah karena pas jam ibadah bertepatan dengan waktu tayang sinetron favoritnya, atau karena sudah janjian dengan teman untuk chatting atau jalan-jalan ke mall.
Nah, coba renungkan! Manusia kerja untuk apa? Uang, bukan? Sekarang, jika ada orang menjadikan kelelahan, kecapaian bekerja lantas tidak lagi bergairah untuk mencari Tuhan, menurut sodara baik atau jahat? Tentu saja jahat! Kenapa? Sebab tenaga, kekuatan, akal pikiran yang dipakai untuk bekerja siapa yang memberikannya? Tuhan, bukan? Nah, mereka sudah kerja dengan kekuatan dan hikmat, kemampuan dari Tuhan, lantas menjadikan kerja dan efek dari kerja (rasa capek, lelah) sebagai alasan untuk tidak mencari Tuhan, maka itu bukan jahat, melainkan SANGAT JAHAT! Malah sebenarnya dengan beribadah seseorang mengungkapkan syukur kepada Tuhan atas kekuatan dan kemampuan sehingga ia dapat bekerja dan mendapatkan uang. Saudara, Alkitab mengingatkan kita untuk mencari Tuhan selagi masih ada waktu dan kesempatan.
Rasa cinta, lapar dan haus akan Tuhan dan kebenaranNya harus diupayakan, diusahakan, dan dipelihara (baca: Mazmur 119:19-20; 24-25). Memang ini butuh pengorbanan dan perjuangan, tapi ingat bahwa kita mencari Tuhan karena memang kita membutuhkan dia. Oleh karena itu, usahakanlah mengadakan waktu mencari Tuhan dan beribadah, baik secara pribadi maupun korporat. Aturlah jadwal kegiatan rutin sehari-hari agar selalu ada waktu dengan Tuhan dan saudara seiman. Gunakan renungan harian pendamping, atau buku-buku rohani. Dengarkanlah khotbah-khotbah yang murni dan mendewasakan. Datanglah beribadah secara rutin dan konsisten. Usahakanlah diri kita untuk menyukai Firman Tuhan. Amin..!

                                                                                      Doa Bapa Kami...



Renungan Harian HKBP Tapian Nauli


Rabu                                                                                                                                                      10 Maret 2010
“Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku
 apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,
Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN.”
Yeremia 29 : 13 – 14a

Luk. 11 : 9 – 10                                                                                                                               Mzm. 143 : 8 – 11
                                                                                        KJ. 355 : 1

Yesus-lah Jawabannya

Sedikit demi sedikit kita diubahkan oleh-Nya menjadi orang-orang yang selalu kita inginkan, yang mengetahui makna dan tujuan hidup kita, merasa puas dengan segala yang 'tersedia', bersyukur dan menyadari karunia-karunia yang kita miliki. Bahkan yang terpenting, kita akan menjadi berkat bagi mereka yang memerlukannya! Pada saat kita merasa lemah, Ia akan menguatkan diri kita. Pada saat hati kita merasa bimbang, Ia-lah Pendorong dan Penghibur kita. Pada saat kita merasa gagal dan tidak layak sama sekali, Ia akan mengingatkan, bahwa kita adalah biji-biji mata-Nya yang paling berharga!
Dengan bantuan Roh Kudus, kita dapat 'melihat' penyebab-penyebab kehampaan hidup yang pernah kita alami sebelumnya, atau yang sedang dialami oleh orang-orang lain. KASIH-Nya (bukan 'kasih' kita) yang akan memampukan segalanya. Karena kehendak Allah Bapa di sorga adalah, melihat diri kita diubahkan dan akhirnya ... menjadi sama seperti Anak-Nya, kudus dan tidak bercela di hadapan hadirat-Nya! Itulah sebenarnya makna dan tujuan hidup segenap umat manusia!
Jawaban bagi orang-orang yang sedang mencari atau mempertanyakan makna dan tujuan hidup mereka, seperti yang sudah diutarakan oleh rock group Foreigner di dalam syair lagu: 'I Want to Know What Love is', adalah syair dari sebuah lagu kristiani terkenal karya Andrae Crouch: 'Jesus is THE ANSWER' (Yesus-lah JAWABANNYA)! Karena Yesus, Nama di atas segala nama, sanggup menjawab semua pertanyaan yang ada, dan akan memecahkan segenap teka-teki hidup manusia di dunia, bagi mereka yang mempunyai hasrat untuk menelusurinya.  Jesus is THE ANSWER, for the world today (Yesus-lah JAWABANNYA, bagi keadaan dunia masakini)Above Him there's no other, Jesus is THE WAY (Di atas Dia tidak ada lainnya, Yesus-lah JALANNYA). Amin..!

                                                                              Doa Bapa Kami...



Renungan Harian HKBP Tapian Nauli


Selasa                                                                                                                                               09 Maret 2010
“Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.”
2 Tawarikh 16 : 9a

Mrk. 9 : 14 – 24                                                                                                                                Mzm. 126 : 1 – 6
                                                                                    KJ. 220 : 5 – 6

Mata Tuhan

Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik (Amsal 15:3). Demikian pernyataan Salomo dalam Amsalnya. Pernyataan ini memberikan pengertian kepada kita bahwa untuk segala sesuatu yang ada didalam dunia ini tidak ada yang tersembunyi dari mata Tuhan. Artinya Tuhan mengetahui segala sesuatu, Dia dapat melihat segala sesuatu bahkan yang tersembunyi sekalipun sampai didasar hati kita. Yeremia 17:10a mengatakan : “Aku, Tuhan, yang menyelidiki hati, yang menguji batin,….”. Jadi jelasnya.. tidak ada yang tersembunyi dimata Tuhan. Kalau begitu apa yang kita pahami dari kebenaran ini ? Ada dua hal yang perlu kita pahami disini sbb:
Yang pertama, Tuhan mengawasi orang jahat, artinya segala perbuatan setiap orang yang tidak benar itu terbuka dimata Tuhan. Jadi jangan pikir bahwa apa yang kita lakukan di tempat tersembunyi, tempat gelap, tertutup bahkan di kamar kita atau kamar apa pun tidak di ketahui atau tidak di lihat oleh Tuhan. Dia melihat dan mengetahu semua itu. Oleh karenanya jangan berbuat jahat sebab Mata Tuhan melihat engkau.
Yang kedua, Tuhan mengawasi orang baik, artinya Dia tahu keberadan kita, siapapun kita itu, dimanapun kita berada Tuhan tau dan Tuhan siap sedia untuk menolong kita kapan pun. Dasyat…! Perhatikan 2 Tawarikh 16:9a, dikatakan disana bahwa; Karena mata Tuhan menjelajah seluruh bumiuntuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia. Allah begitu menghargai mereka yang mengabdi kepadaNya sehingga Ia menjelajah seluruh bumi untuk menandai semua orang yang mengasihi-Nya dengan setia dan memihak kepada tujuannya. Allah melakukan ini untuk mendukung dan menolong orang semacem ini didalam bahaya apapun, penderitaan atau pencobaan apapun yang mereka hadapi. Sudah tentu Allah membedakan diantara umatNya yang sepenuh hati mengabdi kepadaNya dan yang hatinya bercabang. Karena itu bagi kita yang bersungguh-sungguh dengan Tuhan tidak perlu takut dan gentar terhadap segala macam tantangan dan kesulitan karena Mata Tuhan tertuju kepada kita. Mari maju terus dan tetap setia. Amin..!

                                                                            Doa Bapa Kami…

Renungan Harian HKBP Tapian Nauli


Senin                                                                                                                                                      08 Maret 2010
“Mataku tetap terarah kepada TUHAN,
sebab Ia mengeluarkan kakiku dari jaring.”
Mazmur 25 : 15

Luk. 1 : 46 – 55                                                                                                                                       Ul. 4 : 21 – 29
                                                                                     KJ. 407 : 1 – 2

Mengarahkan Mata Pada Tujuan

Pernahkah Anda mencoba membuat garis lurus yang sempurna dengan kaki Anda saat Anda berjalan di atas pasir pantai? Tidak semudah yang Anda bayangkan! Biasanya orang akan melangkah dengan perlahan-lahan dan hati-hati, pandangan terarah ke bawah, memfokuskan pada kakinya. N amun bila Anda melakukan tantangan seperti itu dengan mata terarah ke bawah, saya amat yakin bahwa Anda akan gagal. Jejak-jejak kaki Anda pasti akan berbelok-belok.
Mengapa? Ketika Anda berjalan dengan mata yang tertuju pada kaki Anda, maka Anda tidak akan tahu ke mana Anda pergi. Anda tidak memiliki perspektif, dan Anda terpusat kepada diri sendiri. Anda tidak tahu bagaimana caranya mengandalkan pada sesuatu yang lebih luas di luar diri Anda. Dan sebenarnya fokus yang ada pada Anda itu sama sekali tidak dapat diandalkan, karena langkah Anda berikutnya akan sangat bergantung pada langkah Anda yang terakhir. Ada satu bagian vital yang Anda lupakan: Anda tidak memiliki gambar besar. Anda semata-mata berjalan dan berusaha membuat garis lurus tanpa pegangan yang benar.
Satu-satunya cara untuk dapat membuat garis lurus yang sempurna dari jejak kaki adalah dengan melupakan kaki Anda. Sebagai gantinya, pandanglah ke depan dan temukanlah pagar, rambu jalanan atau pohon di kejauhan. Kemudian, dengan mata Anda tertuju pada target itu, mulailah berjalan. Bila Anda telah menaruh fokus Anda pada sesuatu yang jauh dari diri Anda sendiri, maka jalur yang Anda buat pasti akan menj adi lurus setiap saat.
Demikian jugalah yang berlaku di dalam kehidupan rohani kita. Bila kita menjalani kehidupan kita dengan berkonsentrasi pada diri kita sendiri, maka kita pasti akan gagal melihat gambar besar, dan tidak diragukan lagi suatu saat kita akan keluar dari jalur. N amun bila kita memfokuskan perhatian kita pada sesuatu di luar diri kita, yaitu mengarahkan pikiran dan mata rohani kita hanya pada Yesus, maka kita dapat yakin sepenuhnya bahwa jalan yang sedang kita lalui pasti akan lurus di setiap langkah kita (Yesaya 26:3). Amin..!

                                                                             Doa Bapa Kami…

Renungan Harian HKBP Tapian Nauli


Minggu                                                                                                                                                               07 Maret 2010

Ev. Yohanes 2 : 1 – 10                                                                                                       Ep. Mazmur 115 : 9 – 15

OKULI

“Mataku tetap terarah kepada TUHAN”
(Mazmur 25 : 15a)

Memperoleh Yang Terbaik Bersama Kristus
       
        Pengalaman hidup di dalam Kristus adalah merupakan suatu pengalaman hidup yang penuh sukacita dan yang terindah, kebaikan dan kegembiraan akan menyelimuti setiap kehidupan orang percaya. Di sana tidak ada sikap yang mementingkan diri sendiri, tidak ada kehidupan yang egoisme, tidak ada kehidupan yang berselisih, tidak ada keributan, tidak ada kebohongan dalam hidup, tidak ada kemunafikan dalam berprilaku, tidak ada kedengkian antar sesama manusia dan tidak ada perbuatan yang mau menyakiti hidup orang lain.
        Umat Allah tetap dalam perlindungan dan pertolongan Allah sendiri. Demikian juga umat yang percaya dan setia kepada Yesus akan selalu beroleh perlindungan dan pertolonganNya. Sekalipun dunia dalam rancangan kejahatan dan hendak melenyapkan kita dari muka bumi ini, namun Allah tidak akan pernah membiarkan kejahatan dunia ini memisahkanhubungan kita kepadaNya. Harapan dan ketetapan hati yang demikian sangat penting untuk diyakini oleh orang percaya. Bila Allah berencana dan berkehendak, tak akan ada seorang pun dapat menghalaunya. Apa yang tidak mungkin menurut takaran pikiran manusia, Allah memungkinkannya terjadi. Bagaimana mungkin Daud dapat melawan dan mengalahkan Goliat, ternyata bersama kekuatan Allah, Daud pun menang dan Goliat takluk.
        Demikian dengan refleksi yang indah dari nats ini, tentang perjamuan di Kana, Yesus Kristus melakukan yang terbaik kepada umatNya. Oleh karena itu, nats ini mengajak kita untuk senantiasa melihat sumber pertolongan dan keselamatan kita yang hanya bersumber dari Allah. Dia-lah pertolongan yang sungguh-sungguh, Dia-lah jawaban atas segala pergumulan yang kita hadapi. Baiklah kita membawa dan menyerahkan sepenuhnya hidup kita di dalam Allah. Kebesaran Tuhan tidak terduga. Engkau akan menjadi kesaksianNya atas segala perkara-perkarabesar yang dilakukanNya. Amin….!
                                                                                Doa Bapa Kami…

Renungan Harian HKBP Tapian Nauli


Sabtu                                                                                                                                                            06 Maret 2010
“Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita,
yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia,
supaya kita hidup oleh-Nya.”
1 Yohanes 4 : 9

1 Ptr. 1 : 18 – 21                                                                                                                                     Yes. 30 : 18 – 24
                                                                                        KJ. 64 : 1 – 2

Kasih Yang Nyata Dalam Ungkapan Kehidupan

Banyak hal atau cara yang dilakukan oleh seseorang untuk mengungkapkan perasaan kasih sayangnya kepada orang yang dikasihinya, bahkan ada orang yang rela mengorbankan apa yang dimilikinya termasuk nyawanya demi orang-orang yang dikasihinya. Seperti halnya seorang anak kecil yang mengasihi orangtuanya, tentunya ia akan menuruti semua perintah atau ajaran orangtuanya. Tindakan ini merupakan salah satu ungkapan kasihnya kepada orangtuanya sekaligus ungkapan kepercayaannya bahwa orangtuanya senantiasa berusaha memberikan yang terbaik baginya.
Ibu Teresa menulis bahwa “seorang kerabat Missionari Cinta Kasih adalah pembawa dan cermin dari kasih Tuhan. Kita semua harus mempunyai tekad untuk membawa cinta kasihNya kemana-mana. Mengapa? Karena Yesus pernah bersabda,”Kamu lakukan itu kepadaKu. Ketika Aku lapar, telanjang, tidak mempunyai rumah, dan kesepian. Dan kamu melakukannya untuk Aku.” Itulah sebabnya para Missionaris Cinta Kasih, demikian pula rekan-rekan yang melayani orang-orang sakit, para karyawan, kaum kontemplatif, kaum muda, dan rekan-rekan dokter semuanya disebut sebagai pembawa cinta kasih Tuhan. Ibu Teresa juga menghendaki kita menjadi cermin. Cermin adalah sarana seseorang untuk melihat diri sendiri. Maka segala tindakan cinta kasih kita hendaknya mampu membawa orang untuk menyadari akan dirinya sendiri. Menyadari akan siapa dirinya dan perutusan hidupnya. Bila dia seorang beragama maka dia akan menyadari untuk mewujudkan imannya dalam hidupnya. Dengan melihat sikap hidup kita maka orang pun menjadi tergerak untuk melakukan tindakan kasih.
Nats ini menjelaskan bagaimana kasih Allah dinyatakan  kepada manusia yakni bahwa Allah telah mengutus anakNya yang tunggal ke dalam dunia demi kasih-Nya supaya manusia beroleh kehidupan yang kekal. Dalam kasihNya, Allah yang berkuasa menutus AnakNya ke dalam dunia ini demi merealisasikan janjiNya. Amin….!
                                                                            Doa Bapa Kami…

                                                       



Renungan Harian HKBP Tapian Nauli


Jumat                                                                                                                                                       05 Maret 2010
TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia
dalam segala perbuatan-Nya.”
Mazmur 145 : 17

Mrk. 10 : 46 – 52                                                                                                                                    Kel. 34 : 6 – 7
                                                                                       KJ. 183 : 2

Keadilan dan kesetiaan adalah Mahal

Iman dan perbuatan adalah satu kesatuan. Penulis surat Yakobus mengatakan bahwa seseorang dapat disebut sebagai orang beriman bila dia dapat menunjukkan iman itu dalam perbuatannya (Yak 2:18-20). Dengan demikian tidak cukup seseorang mengaku diri sebagai orang beriman dengan mengatakan bahwa “aku percaya pada Allah,” melainkan harus mewujudnyatakan dalam segala tindakannya. Tindakan iman bukan hanya berdoa atau melakukan aktifitas kerohanian. “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” (Mat 7:21).
Tuhan itu adil dalam segala jalanNya dan penuh kasih dalam segala perbuatanNya. Kesaksian ini diungkapkan pemazmur sebab berasal  dari pengalaman dirinya bersama dengan keadilan Tuhan. Pemazmur sangat merindukan akan kehadiran Tuhan untuk menyatakan keadilanNya di setiap tindaklanjut kehidupannya. Pemazmur mengimani, bahwa keadilan Tuhan dapat memberi kepuasan dan kekuatan baginya di dalam perseteruannya, sehingga ia dimenangkan. Pada jaman sekarang, ada beberapa penyebab mengapa tidak terjadi keadilan dan rasa adil. Sebagai gambaran yang umum, dikarenakan “korupsi, kolusi dan nepotisme” merupakan akar dari segalanya. Apabila manusia sebagai pelaku keadilan dipengaruhi hidupnya tidak adil maka keadilan tidak akan pernah tercipta, artinya keadilan disalahgunakan menjadi ketidakadilan.
Sesungguhnya hal seperti ini terjadi di tengah-tengah kehidupan bangsa Israel, di mana hamba Allah menyuarakan dan mengingatkan penguasa agar tetap memelihara dan menjalankan hokum keadilan yang bersumber dari firman Tuhan. Cerminan yang berharga di sini adalah keadilan Tuhan, sebab di dalam keadilanNya ada kasih yang mendalam yakni kasih yang menyelamatkan dan menghidupkan manusia yang percaya kepada keadilan Tuhan. Amin….!
                                                                         Doa Bapa Kami…




Kamis, 04 Maret 2010

Renungan Harian HKBP Tapian Nauli


Kamis                                                                                                                                                      04 Maret 2010
“Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya:
Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal,
sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.”
Yeremia 31 : 3

Luk. 15 : 17 – 24                                                                                                                                   Ams. 16 : 6 – 9
                                                                                   KJ. 240a : 1 + 3

Kasih Yang Kekal

”Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap”.
Ini adalah cara Allah menggambarkan kasih. Allah adalah seperti yang digambarkan itu, dan orang Kristen perlu menjadikan ini sebagai tujuan mereka (walaupun selalu dalam proses). Ekspresi yang paling utama dari kasih Allah dikomunikasikan kepada kita dalam Yohanes 3:16 dan Roma 5:8. ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16). “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Roma 5:8). Dari ayat-ayat ini kita bisa melihat bahwa Allah sangat menginginkan kita bersama-sama dengan Dia dalam rumahNya yang kekal, Surga. Dia telah membuka jalan dengan membayar harga dosa-dosa kita. Dia mengasihi kita karena Dia memilih untuk melalukan hal itu. ”Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku, belas kasihan-Ku bangkit serentak” (Hosea 11:8). Kasih mengampuni. “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yohanes 1:9).
Tanpa terkecuali, semua orang haus akan kasih atau saling mengasihi. Itu sangat bangga dan lega jika dikatakan oleh seseorang: “aku mengasihi engkau”. Bayangkanlah, jika terlebih ungkapaan yang yang sangat didambakan ini datang langsung dari Tuhan yang telah mengasihi kita umatNya dengan tebusan yang sangat mahal tanpa meminta imbalan jasa sedikit pun. Perbuatan seperti inilah yang telah dilakukan oleh Allah. Allah lebih dahulu mengasihi kita, maka kita pun harus merespon kasih itu dengan mengasihi orang lain agar dunia di mana kita berada dipenuhi oleh kasih. Amin….!
                                                                            Doa Bapa Kami…

Renungan Harian HKBP Tapian Nauli


Rabu                                                                                                                                                         03 Maret 2010
“Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya
 supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia,
yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.”
Efesus 1 : 5 – 6

Kis. 10 : 44 – 48                                                                                                                                  Mzm. 36 : 6 – 11
                                                                                     KJ. 274 : 3 - 4

Manusia di Tentukan Menjadi Anak-AnakNya

Dunia ini di ciptakan Allah dengan segala isinya begitu juga manusia. Tetapi manusialah yang lebih tinggi dari segala ciptaanNya. Manusia dari mulanya sudah di tentukan menjadi anak-anakNya yang mengandalakan Yesus Kristus menjadi saksi Allah yang benar, supaya jangan kawatir dan ragu untuk mengingat Yesus Kristus dalam kehidupan-Nya.
Kita dibantuk menjadi orang rajin untuk melakukan pekerjaan atau tugas kita dengan baik dan di dalam kebenaran dan keadilan dan setiap pekerjaan yang kita laksanakan hendaknya kita percaya hanya kekuatan dan pertolongan dari Allah.
Oleh karena itu bagi orang yang percaya akan kasih Allah di dalam kehidupan, pekerjaan / perkataan menjadikan Allah nomor satu dari hal-hal yang lain, itulah yang disebut menjadi anak-anak Allah yang benar dan selalu merendahkan diri dan mengarahkan diri kepada Kristus secara penuh supaya dapat di lihat (nyata) kasih Allah kepada kita semua umat ciptaan-Nya yang selalu di kasihi-Nya.
Oleh sebab itu, kita perlu ketahui, bahwa persekutuan kita dengan Tuhan selalu jawaban yang benar yang dari Allah. Dengan itu semua, jerih payah kita tidak akan sia-sia. Siapa yang berseru kepada Allah dia akan mendengarkanNya maka mintalah dari Dia, karena semua ada di depan-Nya. Amin…

                                                           Doa Bapa Kami…